Ternyata sudah cukup lama raga ini kubawa mengembara ke tanah seberang. Telah tiga tahun lebih dan cukup untuk merubah seorang yang labil seperti aku. Harus aku akui banyak hal baru yang melekat pada diriku dan kadang menjadi kejutan untuk keluarga dan sahabatku. Tapi, Insya Allah semua positif.
Hari Raya iedul Fitri yang ke-empat semenjak Allah mengaruniakan aku melanjutkan kuliah di Tanah Bugis. Seperti biasa aku belum sanggup bolos untuk tidak berlebaran bersama keluarga besarku. Do’a mereka cukup kuat untuk mengikat hatiku.
Ada banyak hal yang tak mudah terhapus dari fikiranku tentang indahnya Ramadhan di kampung halaman, salah satunya adalah saat itu...
Usai sholat maghrib itu,
Seorang gadis kecil berjilbab merah jambu, dengan baju serasi yang juga berwarna indah.
Mengendap-ngendap, menyusup melewati batas sholat laki-laki dan wanita
Mata bolanya lucu mengganggu syaraf geli di hatiku
Doapun segera kuakhirkan, melihat apa yang si lucu ini rencanakan ...
Kepalanya bergerak lucu, mencari-cari sesuatu di luasnya ruang masjid
Mimik wajahnya menjadi semakin cerah, ketika sesuatu itu ternyata ditemukannya di salah satu sudut masjid
Langkahnya diayun pelan-pelan, menambah lucu wajahnya
Mengendap-ngendap, jilbabnya juga berayun dengan ritme jenaka
Senyumku semakin mengembang ..., bertanya-tanya ...
Sedetik, dua detik, tiga detik ...
"Papaaaaah ..."
Gadis kecil itu melompat memeluk sosok laki-laki yang sedang tidur-tiduran di lantai masjid.
Sang ayah sejenak kaget,
Tapi lalu menyambut hangat tubuh mungil itu dalam pelukannya.
Dan tawa keduanya pun membelah keheningan petang itu ...
Dalam hangat kasih sayang di akhir Ramadhan ...
Ahh, Robb, Bahagianya...aku iri ....
Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar